Sumber Informsi

Sang Pemimpin Tangguh

K.H Yusuf Tauziri

Pagi dan malam terus berganti hari demi hari di lewati para penjajah belanda datang dan pergi untuk menguasai daearah gaurt tapi salah seorang tokoh pejuang yang gagah perkasa membabad hangus dan mengusir para penjajah keluar dari garut, yakni kh. Yusuf tauziri. Kh. Yusuf tauziri lahir dengan nama damiri yang tinggal di wanaraja, garut, yang merupakan pejuang kemerdekaan indonesia di garut, beliau juga mendirikan laskar darusalam yang merupakan gerakan perlawanan masyarakat terhadap penjajah pada tahun 1929.kh. Yusuf tauziri adalah pelopor lahirnya tentara nasional indonesia (tni) dan merupakan pendiri masjid serta pondok pesantren darussalam di wanaraja. Sewaktu beliau kecil dikenal sebagai seorang anak yang nakal, sehingga orang tuanya memasukannya ke pesantren,tetapi beliau lebih suka main bola dan pencak silat daripada menjadi seorang santri dan beberapa kali pula beliau di pindakan ke beberapa pesantren. Pada tahun 1923, beliau pergi melakukan ibadah haji, ketika pulang ke tanah air namanya berubah menjadi yusuf tauziri. Kemudian beliau mendirikan sebuah mesjid dan pesantren yang dinamai darussalam di wanaraja, garut.



Kecintaannyaterhadap republik indonesia, menjadi dasar laskar darussalam memilih untuk memperkuat barisan keamanan rakyat (bkr), yang kemudian menjadi tentara keamanan rakyat (tkr), sebagai cikal bakal lahirnya tentara nasional indonesia (tni). Itulah mengapa kiai yusuf tauziri identik dengan laskar darussalam,dan tak dapat dipisahkan. Dan mereka tak terpisahkan dengan keberadaan tentara nasional indonesia. Selain aktif dalam kegiatan pendidikan islam, kh yusuf tauziri juga memantapkan dirinya terlibat dalam perlawanan terhadap penjajahan. Pada zaman jepang, kiai yusuf dijebloskan ke tahanan karena dituding melakukan sabotase terhadap kepentingan tentara nippon.



Kiprahnya yang tidak kalah penting pada masa revolusi adalah terbentuknya laskar darussalam, berangkat dari pesantren yang beliau dirikan. Menyusul kembalinya belanda ke tanah air yang lantas menguasai wanaraja, beliau bersama laskarnya hijrah ke utara wanaraja, tepatnya di pesantren cipari, sebuah pesantren di sebelah utara wanaraja. Dulu cipari ini merupakan bagian dari wanaraja, kemudian setelah pemekaran kecamatan, cipari menjadi wilayah di kecamatan pangatikan.



Di sinilah beliau menyusun kembali laskarnya dan menjadikan pesantren cipari sebagai markas perlawanan terhadap penjajah. Kemudian sejak masa prakemerdekaan kh yusuf telah lama mengenal kartosuwiryo di sarikat islam (si). Persahabatan itu sudah terjalin sekitar 20 tahun. Kiai yusuf mengenal kartosoewirjo ketika menjadi anggota dewan sentral partai sarekat islam indonesia (psii) pada 1931-1938. Beliau pun menjadi salah seorang penasihat kartosoewiryo.keluarga keduanya juga bahu-membahu dalam perjuangan melawan penjajah di jawa barat. Bahkan istri kartosoewirjo, dewi siti kalsum, berteman akrab dengan adik-adik perempuan kiai yusuf yang memimpin seksi wanita gerakan pemuda islam indonesia garut.



Perbedaan paham kh yusuf dan kartosoewirjo bermula pada awal 1940, kartosoewirjo mengusulkan lembaga suffah dalam kongres komite pembela kebenaran. Komite ini merupakan pecahan psii yang memilih jalan nonkooperatif dengan belanda. Dalam kongres itu, kartosoewirjo memperkenalkan konsep hijrah, sama pengertiannya dengan hijrah nabi muhammad dari mekah ke madinah. Beliau meminta setiap anggota menyumbangkan 2.500 kencring (2.500 sen atau 25 gulden) serta bergabung ke suffah.



Sementara kh yusuf berpendapat belum saatnya hijrah total. Alasannya, persiapan belum matang. Beliau mengusulkan uang ditanamkan di bidang pertanian. Hasilnya bisa dimanfaatkan untuk membantu pendidikan para calon ulama dan pemimpin. Gagasan tentang suffah pertama kali diperkenalkan pada 30 juli – 7 agustus 1938 dalam sebuah kongres psii di surabayakartosoewirjo lalu mendirikan lembaga suffah pada maret 1940. Bahkan kh yusuf secara tak langsung masih mendukung suffah. Pada awal pendiriannya, ia mengirimkan dua anak laki-laki sebagai pengajar, dia pun memasukkan keponakannya sebagai pelajar.lembaga suffah pada saat itu dikabarkan memiliki 2000 lebih pasukan. Lembaga suffah berakhir ketika belanda menyerang garut dan merangsek sampai daerah malangbong sebagai markas besar mereka dan membakar tempat pendidikan institut suffah.



Pada februari 1948, kartosoewirjo mengadakan konferensi darul islam (di/nii) pertama di cisayong, tasikmalaya. Pertemuan itu membentuk struktur organisasi gerakan perlawanan, yang dipertegas dalam konferensi kedua di cipeundeuy, cirebon. Kartosoewirjo makin mematangkan gagasan negara islam yang terpisah dari republik ini. Dari sinilah mulai pemberontaka- pemberontakan yang dilakukan oleh di/tii di berbagai tempat di jawa barat. Pemberontakan ini tidak hanya ditujukan untuk penjajah, mereka juga melawan masyarakat yang menolak untuk bergabung dengan mereka. Pemungutan pajak paksa dimana- mana sehingga akhirnya menjadi sebuah perampasan yang berdalih untuk biaya perjuangan. Mereka tidak segan- segan membunuh dan menyiksa warga indonesia sendiri yang menolak untuk bergabung.



Kiai yusuf dan pengikutnya menganggap gagasan mendirikan negara islam dengan meninggalkan republik terlalu jauh. Pesantren darussalam dianggap melawan kartosoewirjo. Apalagi tempat ini selalu menjadi tempat berlindung masyarakat yang tak mau memberikan hartanya kepada tentara darul islam. Pesantren pun menjadi target utama mereka . Pada 1949-1958, pasukan darul islam menyerang desa cipari lebih dari 46 kali. Kartosoewirjo berniat menghabisi kiai yusuf sekeluarga serta pengikutnya dengan serangan besar-besaran pada april 1952. Kepungan di desa cipari tak menggoyahkan pesantren darussalam.



Kabar itu berembus dari mulut ke mulut kelompok darul islam akan menyerbu. Malam sehabis isya pada 17 april 1952, kampung cipari, wanaraja, garut, jawa barat, senyap. Sebagian penduduk kampung itu meninggalkan rumah dan berkumpul di kompleks pesantren darussalam milik kh yusuf tauziri. Salaf sholeh terus mengajar beberapa santri yang mengaji di rumahnya dan dia belum mengungsi. Rumahnya hanya berjarak sekitar 50 meter dari pesantren. Ketika itu dia masih berumur 18 tahun, ia tiba-tiba mendengar ledakan dan suara tembakan. Dari gorden jendela terlihat semburat merah di langit di susul dengan ledakan temabakan dan granat yang di lucurkan ke pesantren.



Beliau memperkirakan penyerang datang lewat tengah malam. Ternyata, kelompok darul islam pimpinan sekarmadji maridjan kartosoewirjo datang lebih cepat. Bunyi kentongan pun bersahutan. Sekitar 3.000 penyerang mengepung desa. Pesantren darussalam jadi sasaran utama dalam penyerangan ini. Beberapa rumah di sekitar pesantren dibakar. Masyarakat yang berada di dalam rumah melompat keluar dari jendela, berlarian menuju pesantren untuk berlindung. Di dalam kompleks pesantren, yusuf tauziri, paman sholeh, mengatur komando untuk menahan serangan. Ia berdiri di puncak menara masjid, lalu melempar granat. Para santri di bawah bersiaga dengan senapan dan batu. Bentrok berlangsung sampai pukul tiga dinihari. Masjid yang berukuran 30 x 70 meter itu menjadi benteng terakhir kiai yusuf dan para santrinya. Bahkan menurut beberapa warga desingan pelurunya masih terdengar sampai sekarang.



Tak mudah bertahan dari gempuran darul islam. Menurut sholeh, jumlah penyerbu lima kali lipat dari pasukan pesantren. Konsentrasi para penjaga juga pecah karena harus menjaga pengungsi terutama perempuan dan anak-anak. Senjatayang mereka gunakanpun jauh dari cukup tak sebanding dengan senjata dan jumlah pasukan yang mereka miliki. Kiai yusuf dan pengawalnya hanya memiliki tujuh pucuk senapan dan dua peti granat. Untuk memaksimalkan peluru yang ada kiai yusuf memerintahkan anak buahnya hanya menembak sasaran yang mendekat ke pesantren. Karena kurang persdiaan peluru dan granat yang mereka miliki.



Suara salawat dan takbir bergema di dalam masjid. Tangisan dan teriakan anak-anak terdengar. Kepanikan memuncak ketika penyerbu berusaha membobol tembok barat masjid dengan granat. Usaha itu gagal karena tembok terlalu tebal, sekitar 40 sentimeter dengan fondasi batu satu setengah meter. Serangan mulai surut lewat tengah malam. Pertahanan laskar pesantren darussalam tak bisa ditembus. Tentara siliwangi pun datang membantu kiai yusuf. Namun pasukan bantuan tak dapat masuk lingkungan pesantren. Karena tank mereka tertahan di tikungan jalan, sekitar 1,5 kilometer dari masjid.



Menjelang subuh penyerang mundur. Penduduk yang bertahan di masjid dan madrasah baru berani keluar setelah matahari meninggi. Semua jendela madrasah pecah terkena peluru. Banyak pengungsi yang terluka. Kepulan asap dari rumah yang dibakar masih terlihat ada sekitar 50 rumah semipermanen di sekitar masjid yang dibakar, hanya tiga rumah yang utuh. Dalam pertempuran itu, empat pengawal pesantren dan tujuh penduduk cipari tewas. Kiai bustomi, kakak ipar yusuf, juga turut menjadi korban. Beliau ditembak ketika hendak berlindung ke masjid. Serbuan ini menimbulkan ketakutan yang mendalam bagi penduduk cipari. Mereka menemukan lusinan mayat di sawah dan empang ikan. Bahkan air kolam di sekitar pesantren pun berwarna kemerahan.



Ada cerita menarik di pesantren cipari ketika itu. Sebuah “ceritera rakyat” (folklore) yang dihimpun panitia tahun buku internasional indonesia 1972, unesco, mengisahkan patriotisme para santri dan kiyai cipari. Disebutkan pada tahun 1948, pasukan belanda dari cibatu, akan menyerang ke desa cipari. Karena berita itu mendadak, dan hari ituadalah hari jum’at, penduduk dan para pejuang tidak sempat menghindari serangan.mereka terkepung oleh pasukan bersenjata lengkap. Kh anwar musaddad dan kh yusuf tauziri, memerintahkan para penduduk laki-laki masuk masjid untuk bersiap melaksanakan salat jum’at. Sebelum tiba waktu adzan, kh anwar musaddad memimpin pembacaan do’a “hizib bahri”. Setelah adzan, kh yusuf tauziri berkhotbah. Selama khotbah tidak ada seorangpun jamaah yang tertidur seperti biasanya.



usai salat jum’at, seorang penduduk melaporkan, tentara belanda yang mengepung pesantren tiba- tiba semuanya tertidur lelap. Bergelimpangan di pematang, jalan setapak, kebun, dan sebagainya. Mereka baru terbangun setelah hari menjelang senja. Pesantren cipari telah sepi ditinggalkan penghuninya mengungsi ke tempat yang aman.



Peristiwa- peristiwa penyerangan itu menghantui penduduk, terutama perempuan dan anak-anak. Mereka ketakutan setiap kali mendengar langkah kaki orang di luar rumah pada malam hari. Temuan mayat juga membuat banyak warga cipari enggan bersawah. Mereka pun tak mau makan ikan. Selama dua tahun ikan mereka tak laku dijual.



Pada saat terjadi pemberontakan nii/di, darussalam yang memang dijadikan benteng pertahanan oleh tni, menjadi sasaran penyerangan yang dilakukan oleh kartosuwiryo dan kawan-kawan. Jejak berondongan peluru masih terekam jelas dan menjadi tapak sejarah akan lahirnya perjuangan mempertahankan republik ini.



Nama yusuf tauziri pun jelas tertoreh di dalam sejarah tni, khususnya kodam siliwangi, sebagai seorang tokoh pejuang yang berperan serta atas lahirnya tentara nasional indonesia. Kini tempat berdirinya pesantren darussalam yang pertaman berubah menjadi sebuah lembaga pendidikan yang bernama yayasan darussalam yang dikelola oleh anak cucu kh. Yusuf tauziri atau biasa di sebut abah yusuf. Yaysan darussalam ini terdiri dari tk, madrsah tsanawiyah, dan sekolah menengah atas. Tidak meninggalkan amanat beliau yang harus selalu berbagi dengan sesama, yayasan ini juga menaungi sekitar seratus anak yatim dan janda.



Kiai yusuf tauziri wafat di garut pada 1982. Beliau dimakamkan di lingkungan pesantren darussalam, wanaraja, garut, kampung halaman dan medan perjuangan sang kiai.kini, jalan garut-wanaraja sepanjang enam kilometer menuju pesantren diberi nama jalan kh yusuf tauziri.



Labels: Feature

Thanks for reading Sang Pemimpin Tangguh. Please share...!

0 Comment for "Sang Pemimpin Tangguh"

Back To Top